Saatini, Lapis Bogor Sangkuriang bahkan seringkali dijadikan sebagai oleh-oleh atau buah tangan bagi siapapun yang tengah berkunjung ke bogor. 8. Eugenie Patricia. Nah, pengusaha sukses kuliner di Indonesia yang akan kita bahas terakhir adalah Eugenie Patricia, yang merupakan pendiri dari Puyo Dessert.
Akadnikah keduanya digelar di sebuah hotel di Bandung. Laporan Wartawan Tribun Jabar Hilman Kamaludin. Dari ke 10 kisah inspiratif pengusaha sukses luar negeri tersebut dapat dipelajari bahwa untuk membangun usaha yang sukses tidak hanya tentang modal dan pemanfaatan peluang yang baik. Di mana Puput dulunya adalah mantan ajudan dari Veronica Tan.
Simakkisah sukses dan inspiratif dari Naomi Susilowati Setiono di artikel Finansialku di bawah ini! Sosok tersebut kini merupakan seorang wirausaha bernama Naomi Susilowati Setiono. Kernet Bus yang Menjadi Wirausahawan Sukses di Bidang Kerajinan Batik Lasem. Admin. Profil Pengusaha Sukses Indonesia - Naomi
Diluar negeribisnis seperti ini pun hanya di jalankan oleh segelintir wirausahawan yang mengetahui betul-betul konsep dan peluang bisnis di dalamnyaOleh karena itulewat artikel inipenulis mencoba memperkenalkannya kepada para pembaca atau pengunjung blog iniDan semoga informasinya bisa menjadi bahan inspirasi atau untuk menambah wawasan anda.
Tokohwirausahawan di bidang kerajinan yang sukses misalnya adalah pengusaha batik iwan tirta hal hal yang membuat wirausahawan tersebut berhasil adalah kreativitasnya dan ketekunananya. Anda bisa melihat beberapa kisah orang sukses yang inspiratif dan bahkan bisa dijadikan sebagai panutan atau teladan dalam hidup anda.
10Kisah Wirausahawan Sukses di Bidang Kerajinan 1. Diah Rahmalita (Pelukis dan Penyelamat Lingkungan) 2. Erin Garcia (Founder Feed The Fish Co) 3. Komang Adi (Pelukis yang Jeli Peluang) 4. Camilla Westergaard (Pencetus Ecommerce Tembikar Pertama) 5. Radhika AJ (Penyandang Disabilitas Pengrajin Boneka) 6.
.
Jakarta Tak ada yang tidak mungkin, berusahalah sungguh-sungguh! Itu adalah kalimat yang memotivasi Katarina Siregar, perempuan asli Sumatera Utara, yang kini sukses menjalankan UMKM kain tenun dan songket. Sukses yang kini dipetik Katarina tak semudah membalik telapak tangan. Sejak muda Katarina berjuang tanpa berpatah arang. Jatuh bangun sudah biasa. Ketegaran dan keuletannya kini berbuah manis. Sebagai seorang perempuan, perjalanan Katarina merintis UMKM di Indonesia tidaklah mudah. Pada awalnya, ia bercita-cita menjadi seorang tenaga kesehatan, namun takdir membawanya ke jalur berbeda. "Pada awal tahun 2020, saya bekerja sebagai seorang kasir di sebuah supermarket di kota Medan. Saat itu, orang tua saya jatuh sakit parah dan saya harus pergi ke Tarutung untuk mendapatkan perawatan medis. Kami memutuskan untuk pindah ke Tarutung, kampung halaman ibu saya, yang juga terkenal dengan penghasil kain tenun. Di sana, saya berusaha membantu ibu saya dalam mencari biaya pengobatan ayah saya," tutur Katarina. Untuk membantu keluarga dan memenuhi kebutuhan, Katarina memutuskan belajar menenun. Meskipun menghadapi banyak kesulitan dan bahkan pernah menangis karena tidak ada yang mau mengajari, ia tidak menyerah. "Saya tetap belajar dan mendapatkan ilmu dari nenek dan tante saya. Dalam waktu tiga bulan, saya sudah mampu menerima pesanan dari salah satu penjual kain di daerah tersebut dengan upah Rp70 per lembar kain. Meskipun saya bekerja masih tergolong lambat, saya berhasil menyelesaikan pesanan kain ulos sadum dalam waktu dua minggu. Setelah dua tahun tinggal di Tarutung, kondisi kesehatan ayah saya mulai membaik, dan kami memutuskan untuk kembali ke Sidikalang," katanya. Dengan modal ilmu menenun yang didapatkan, Katarina membuka usaha tenun di Sidikalang. Dari sana usaha tersebut mulai berkembang terus hingga saat ini. Usaha Katarina menemukan titik cerah saat memutuskan bergabung dengan program SisBerdaya dari DANA Indonesia dan Ant Group. "Sebelum bergabung dengan program SisBerdaya dari DANA Indonesia dan Ant Group, saya menghadapi banyak tantangan dalam menjalankan usaha saya. Beberapa tantangan tersebut antara lain sulitnya mendapatkan bahan baku utama, persaingan di pasar online yang semakin ketat, kesulitan dalam mencari tenaga kerja terampil di bidang menenun, serta keterbatasan modal," tuturnya. Bergabung dengan program SisBerdaya dari DANA Indonesia dan Ant Group menjadi sebuah keputusan yang disyukuri Katarina. Aplikasi yang telah digunakannya selama empat tahun terakhir itu membantunya mengatasi berbagai tantangan usaha. "Bergabung dengan program ini merupakan pilihan yang tepat bagi saya. Selama mentoring, saya mendapatkan banyak ilmu berharga, seperti pentingnya memiliki Nomor Induk Berusaha NIB dan Hak Kekayaan Intelektual HAKI dalam menjalankan usaha, cara mengelola keuangan perusahaan dengan baik, penerapan Bisnis Model Canvas, strategi pemasaran digital, pembayaran secara digital melalui QRIS, menarik investor, serta cara untuk ekspor produk ke luar negeri," ucapnya. Program SisBerdaya dari DANA Indonesia dan Ant Group telah membawa perubahan signifikan bagi diri Katarina dan usahanya. "Saya menjadi lebih percaya diri dalam menjalankan bisnis ini setelah bertemu dengan mentor-mentor yang berpengalaman dari DANA Indonesia, Ant-Group, dan mentor-mentor lainnya yang memberikan motivasi dan inspirasi bagi saya. Saya juga merasa bangga karena berhasil masuk dalam lima besar program SisBerdaya dari DANA Indonesia dan Ant Group, serta mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan usaha saya di hadapan para dewan juri pada malam final," katanya. Katarina optimistis program SisBerdaya dari DANA Indonesia dan Ant Group akan membantu produk tenunnya semakin dikenal oleh banyak orang dan dapat menembus pasar lokal maupun internasional. Selain itu dari program SisBerdaya dari DANA Indonesia dan Ant Group, Katarina juga mendapatkan kesempatan kolaborasi dengan perempuan yang memiliki UMKM lain. "Misalnya, saya sebagai pengusaha kain tenun dan songket dapat berkolaborasi dengan tukang jahit yang juga terlibat dalam program SisBerdaya dari DANA Indonesia dan Ant Group. Kolaborasi ini akan saling menguntungkan dan memperkuat usaha kami. Saya merasakan dampak positif program SisBerdaya dari DANA Indonesia dan Ant Group dalam kehidupan pribadi saya. Saya bisa menikmati fasilitas-fasilitas yang sebelumnya belum pernah saya dapatkan. Mimpi saya untuk menjadi seorang pengusaha terkenal di bidang kerajinan menenun dan membuka cabang usaha di berbagai kota di Indonesia semakin mendekati kenyataan," tuturnya. Untuk perempuan Indonesia yang masih ragu memulai usaha sendiri, Katarina menyemangati agar jangan menyerah dan putus asa. "Ayo percaya diri dan segeralah memulai usaha. Ingatlah pepatah 'seribu kali jatuh harus seribu kali bangkit.' Bersama-sama, perempuan berdaya Indonesia akan maju dan meraih kesuksesan. Teruslah berjuang, teruslah belajar, dan jangan pernah menyerah. Mimpi Anda bisa menjadi kenyataan. Wirausaha dimulai dari desa dan tidak ada yang tidak mungkin jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh," katanya. DANADompetDigital DANAIndonesia SisBerdaya AntGroup
Tahukah kamu bahwa ada beberapa tokoh wirausahawan di bidang kerajinan yang sukses meniti kariernya hanya bermodalkan barang-barang bekas yang didaur ulang jadi sesuatu yang bernilai jual. Bahkan tokoh wirausahawan sukses ini sampai bisa meraup omset hingga 12 milyar per tahun. Dalam hal pemasaran, tokoh wirausaha yang sukses ini tak hanya memasarkan produknya di Indonesia. Tetapi juga mengekspor ke berbagai negara tetangga dan Eropa. Berwirausaha di bidang kerajinan terkadang memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan usaha lainnya. Sosok wirausahawan sukses dalam bidang kerajinan adalah mereka yang pandai melihat peluang bisnis di sekitar mereka. Mau tahu siapa saja pengusaha di bidang kerajinan yang sukses itu? Simak baik-baik penjelasan lengkapnya berikut ini. Eni Aryani Dari Kaleng Bekas Menjadi Produk Ratusan Juta Hingga Tembus Pasar Australia Biografi pengusaha sukses di Indonesia yang pertama adalah Eni Aryani. Dengan bermodalkan kaleng dan kayu bekas, Eni bisa menghasilkan omset sampai ratusan juta per bulannya. Ia sangat terampil menyulap sampah yang tak berguna menjadi kerajinan tangan yang bernilai jual. Karyanya memiliki ciri khas tersendiri pada motif dan desainnya yang membedakan dari produk kerajinan lain pada umumnya. Wanita kelahiran Yogyakarta, 22 Desember 1979 ini membuat lebih dari 20 macam varian produk. Diantaranya yaitu guci stempel, kaleng kerupuk, vas bunga, tenong, ceret angkringan, tempat kue, ember, pensil, siraman bunga, dan barang-barang keperluan rumah tangga lainnya. Walaupun hanya dari kaleng dan kayu bekas, barang yang dibuat Eni ternyata dijual dengan harga cukup mahal. Yaitu sekitar ratusan ribu sampai jutaan rupiah. Salah satu alasan mengapa harganya cukup mahal karena kerajinan itu dibuat sepenuhnya dengan tangan handmade. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 200 ribu sampai Rp 1,2 juta per unitnya. Barang kerajinan yang mahal biasanya berupa hiasan atau pajangan yang dibuat custom. Bisnis Wastraloka ini dirintis oleh Eni Aryani sejak tahun 2014. Bagaimana bu Eni mengawali usahanya? Konon pada saat memulai bisnis, Eni hanya menggunakan modal sebesar Rp 5 juta. Sebagian besar hanya digunakan untuk membeli bahan baku berupa cat akrilik dan barang bekas. Selama berjalan satu tahun usahanya terus mengalami perkembangan. Permintaan akan barang kerajinan kian membludak setelah Eni memasarkan produknya secara online. Dengan banyaknya permintaan maka tak heran jika Eni bisa meraup omset sampai ratusan juta per bulannya. Singkat cerita produk wastraloka kian terkenal. Terlebih lagi selama setahun menjalankan bisnis ini atau lebih tepatnya pada tahun 2015, Eni mengikuti ajang pameran kerajinan tangan terbesar di Indonesia yaitu Inacraft. Eni merasa sangat beruntung mengikuti ajang tersebut karena dengan mengikuti Inacraft ia bisa memasarkan produk kerajinan tangannya pada jangkauan yang lebih luas. Setelah 2 tahun menggeluti bisnisnya wastraloka dengan omset yang cukup besar, Eni mulai berpikir untuk fokus menggarap bisnisnya. Ia yang bekerja sebagai karyawan swasta pada suatu perusahaan ingin mengundurkan diri resign dari pekerjaannya. Sementara untuk lokasi bisnis wastraloka, Eni memiliki tempat workshop kerajinan tangan di Yogyakarta. Dan untuk pemasarannya wastraloka memiliki galeri pemasaran di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Untuk pembelinya sendiri tidak hanya dari kalangan perorangan atau individu, tetapi juga dari kalangan korporasi besar seperti restoran dan hotel. Bahkan sampai di ekspor ke Jepang dan Australia. Dalam proses produksinya, Eni dibantu oleh 8 orang pegawai. Namun jika orderan sedang banyak-banyaknya Eni juga mempekerjakan 5 freelancer. Untuk pengrajin kalengnya ada 3 orang dan dibantu 2 orang freelance. Sementara pelukisnya ada 5 orang dan dibantu 2 orang freelance. Diah Rahmalita Bisnis Piring dan Gelas Bekas yang Bernilai Jutaan Rupiah Wirausaha yang sukses di Indonesia berikutnya adalah Decoupage dari mbak Diah Rahmalita 47. Di tangan mbak Diah barang bekas yang berupa piring, gelas, dan botol beling adalah sesuatu yang bisa dikreasikan menjadi barang bernilai jual tinggi. Diah memulai bisnis Decoupage-nya pada tahun 2007. Yang awalnya membuat decoupage hanya sebagai side job, lalu berkembang menjadi sebuah bisnis yang besar. Decoupage pada umumnya adalah seni menempelkan kertas tisu dan dilukis dengan menggunakan cat. Bisnis yang ditekuni Diah dengan brand Lita Art pada awalnya hanya menggunakan modal sekitar Rp 1 juta untuk membeli cat dan media. Sementara sisanya hanya menggunakan barang bekas berupa gelas, piring, dan botol beling. Diah bisa menjalani bisnis Decoupage ini karena hobi semata. Ia sama sekali tak memiliki latar belakang seni. Bahkan gelar sarjana yang dimilikinya pun justru diraih dari Jurusan Ekonomi. Walaupun awalnya Diah sempat ragu menekuni bisnisnya, tetapi pada akhirnya ia memilih untuk terjun lebih dalam . Berangkat dari hobinya yang senang melukis maka ia pun mencoba membuat suatu produk yang bernilai jual. Ia memoles barang-barang bekas menjadi suatu kerajinan yang cantik dan menarik untuk dijadikan pajangan. Setelah 4 tahun menjalani bisnis Decoupage, ia juga membuat karya seni lukis kaca. Nama usahanya itu dikenal dengan brand Lita Art. Pada tahun 2011, ia memprediksi bahwa Lita Art akan menjangkau pasar yang luas. Maka untuk mempertahankan bisnisnya itu, ia rela resign dari pekerjaannya sebagai karyawan dari salah satu perusahaan swasta. Masalah mulai muncul ketika Diah fokus menggarap bisnisnya. Diah kesulitan memasarkan produknya karena memang ia belum memiliki pasar yang tetap. Ia bingung ke mana produknya harus dipasarkan dan tidak ada juga yang mengarahkan. Yang ada dalam benaknya ketika membuat kerajinan adalah bagaimana ia bisa membuat karya lalu ditawarkan ke orang. Kalau laku yah alhamdulillah kalau nggak laku yah jadi koleksi pribadi aja. Semuanya berubah ketika karya Diah mulai dilirik oleh Pemerintah Daerah. Mereka beranggapan bahwa keahlian Diah yang bisa menyulap barang bekas menjadi hiasan dan pajangan yang bernilai jual adalah sesuatu yang unik dan kreatif. Akhirnya Diah mulai mendapat bantuan promosi gratis dari Dinas kota yaitu Disperindag, Dinas Koperasi, dan Dinas Pariwisata sehingga Diah bisa keliling Indonesia dan bahkan sampai ke beberapa negara untuk mengikuti pameran. Diah mengaku memiliki beberapa pelanggan dari luar seperti negara Asia dan Eropa. Kalau dari Asia ada Thailand, Malaysia, India, Brunei, dan China. Sedangkan dari Eropa ada Swiss, Kroasia, Turki, Italia, dan Bulgaria. Produk Decoupage-nya dibanderol dengan harga mulai dari Rp 20 ribu sampai jutaan rupiah. Produknya yang paling mahal adalah Decoupage yang dibuat dari botol beling besar. Harganya mencapai Rp 1,5 juta rupiah. Saat ini omset mbak Diah per bulannya sekitar 10 sampai 20 juta. Bahkan jika ikut pameran bisa lebih dari itu. Tak heran kalau mbak Diah ini disebut sebagai salah satu orang sukses di Indonesia. Made Sutamaya Pengepul Sampah Kayu Menjadi Pengusaha Beromset Rp 300 Juta Per Bulan Biografi wirausahawan di bidang kerajinan yang cukup terkenal adalah Made Sutamaya 49. Sampah kayu terkadang masih dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Padahal dengan hanya memberikan sentuhan seni dan kreativitas maka sampah itu bisa jadi produk yang bernilai jual. Hal itulah yang dilakukan oleh salah satu tokoh wirausahawan di bidang kerajinan yang sukses di Bali ini. Dalam usahanya yang bernama Kioski Gallery, Ia berhasil mengolah tumpukan sampah kayu bekas yang berserakan di pinggir pantai menjadi desain interior bernilai jutaan rupiah. Karyanya cukup mampu menggemparkan jagat bisnis kerajinan yang ada di Indonesia. Ia juga bisa bersaing dengan para pengusaha yang lebih berpengalaman dengan menampilkan berbagai karya interior desain unik, kreatif, dan berkesan mewah. Made memaparkan bahwa ia mendirikan bisnis ini pada tahun 2003. Pengalaman kerja selama 23 tahun pada salah satu perusahaan mebel menjadi modal dasar basic dalam membangun bisnisnya. Made mengungkap bahwa modal awalnya memulai usaha ini hanya dua karung plastik kayu pantai, paku, dan palu. Dengan berbekal pengalaman mengolah kayu, Made berhasil menyulap sampah kayu menjadi produk berharga jutaan. Made yang hanya lulusan SMA seringkali melihat banyaknya sampah kayu yang kerap berada di pinggir pantai. Jumlahnya cukup banyak apalagi jika musim hujan. Dalam proses pembuatan kerajinan, potongan-potongan kayu yang didapat langsung disortir terlebih dahulu mana yang layak digunakan dan mana yang tidak. Selanjutnya kayu-kayu itu dikeringkan kemudian lanjut pada tahap perakitan. Setelah melalui proses perakitan, Made lalu mendesain dan membentuknya menjadi berbagai macam model interior yang diinginkan seperti kursi, kaca, meja, lampu, dan lain-lain. Dalam proses merakit Made biasanya menggunakan lem kayu atau paku. Untuk membuat produk yang berkualitas tinggi tentu harus memerhatikan dengan seksama jenis sampah kayu yang digunakan. Mulai dari konsep, konstruksi, maupun kualitas kayu agar nanti tidak terjadi masalah dalam hal perakitan. Setelah semuanya selesai, langkah selanjutnya adalah pernis. Seluruh kursi, meja, kaca, dan karya lainnya akan dibuat mengkilap dengan cairan tertentu. Untuk masalah persediaan kayu Made tidak terlalu ambil pusing karena memang melimpah di pinggir pantai pada saat musim hujan. Kalau pun suatu saat ia kehabisan stock di pantai, ia siap membeli kayu bekas pada orang-orang yang menawarkannya. Harga yang dibanderol untuk karya-karya Made Sutamaya melalui Kioski Gallery seperti kursi, meja, kaca, maupun lampu berdiri sekitar ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Produk buatan Made ini juga bisa dijamin kualitasnya. Walaupun berasal dari kayu bekas tapi ia bisa menjamin kalau karyanya itu bisa bertahan 20 sampai 30 tahun mendatang. Made menuturkan bahwa kuatnya konstruksi kayu dikarenakan terjadi proses kimiawi. Pada saat terombang-ambing di lautan kayu mengalami reaksi kimia dengan air laut yang berkadar garam tinggi. Akibatnya kayu menjadi awet dan tidak mudah keropos. Ada kesenangan tersendiri yang dirasakan Made dalam menjalankan bisnisnya. Karena selain mendapat keuntungan ia juga mampu menekan jumlah sampah kayu yang ada di pinggir pantai. Untuk pemasaran produknya sendiri sudah mencapai pasar internasional seperti Jerman, Perancis, Belanda, Afrika, dan Italia. Made mengaku mengalami kesulitan untuk menjual produknya pada awal mula bisnis ini. Pasalnya ia hanya menunggu datangnya pembeli di Gallery-nya. Karena kurangnya pembeli sehingga mau tidak mau ia harus bergerak sendiri mencari pembeli. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk menjual lebih banyak produk adalah dengan mengikuti pameran. Cara ini dianggap sebagai jalan alternatif untuk menemukan calon pembeli yang potensial. Setelah mengikuti pameran, Made mulai bermanuver dengan media online seperti Facebook untuk memasarkan produk dagangannya. Alhasil, dengan kedua cara itu ia berhasil meraup keuntungan besar dari bisnisnya. Lama-kelamaan nama Made Sutamaya semakin terkenal lewat interior desain yang menggunakan sampah kayu bekas yang mampu meraup omset sampai Rp 300 juta per bulan. Selain mempunyai omset yang besar, Made juga berhasil meraih beberapa penghargaan. Salah satunya adalah Parama Karya Award 2015 dari sang Presiden Indonesia, Joko Widodo. Made menuturkan bahwa apa yang didapatkannya saat ini adalah buah hasil kerja kerasnya yang dibantu oleh 30 orang karyawan yang justru sebagian besar dari kalangan yang putus sekolah termasuk ibu-ibu pengangguran. Made saat ini telah memiliki 250 mitra bisnis yang tersebar di Bali, Sumbawa, Lombok, dan Jawa Timur. Wajar saja jika ia disebut sebagai salah satu pengusaha sukses di Indonesia. Ia juga menambahkan bahwa semakin banyak rekan bisnis yang dimiliki maka akan semakin baik untuk memperluas jaringan pemasaran. Nur Handiyah Dari Sampah Kulit Kerang Menjadi Barang Bernilai Jutaan Rupiah Profil wirausaha sukses berikutnya datang dari mbak Nur Handiyah J Taguba. Di tangan Nur, tumpukan sampah kulit kerang bisa diubah menjadi produk kerajinan tangan yang bernilai jual. Semuanya berawal ketika Nur dan sang suami Jamie Taguba melihat banyak tumpukan sampah kulit kerang di pinggir pantai. Nah dari situ ia bersama sang suami berencana untuk memanfaatkan sampah kulit kerang untuk diolah menjadi barang pajangan yang indah. Bisnisnya yang bernama Multi Dimensi Shell Craft didirikan pada tahun 2000. Untuk membuat suatu produk kerajinan, terlebih dahulu kulit kerang harus dicuci bersih sebelum akhirnya siap pakai. Tahapan selanjutnya adalah tahap pengolahan dan desain sesuai dengan yang diinginkan. Agar kulit kerang bisa kuat, dibutuhkan material tambahan sebagai penyangga. Biasanya berupa besi, aluminium, dan fiber glass. Salah satu alasan khusus mengapa Nur menekuni bisnisnya ini adalah untuk menekan jumlah sampah kulit kerang yang berserakan di pinggir pantai. Nur mendapat pasokan sampah kulit kerang dari para nelayan yang ada di utara Jawa. Untuk setiap ton kulit kerang dibeli dengan harga Rp 1,5 juta. Hal ini tentu bisa jadi pendapatan tambahan bagi para nelayan yang pekerjaan utamanya mencari ikan. Setelah dicuci bersih, selanjutnya kulit kerang dikirim ke Jalan Astapada Kavling 130, Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Sampah kulit kerang ini bisa dibuat menjadi barang pajangan antik seperti lampu, vas bunga, piring, kursi, meja, dan lain-lain. Dalam proses desain sampah kulit kerang, Nur dibantu oleh para pemuda yang ada di sekitar rumahnya. Ia sendiri sama sekali tak punya basic sebagai pengrajin kulit kerang. Ia hanya sarjana jurusan matematika dan bekerja sebagai PNS. Sedangkan sang suami sendiri Jamie Taguba bekerja sebagai kontraktor dan mekanik. Usahanya kian melejit ketika piring dan vas bunga yang dibuat dari kulit kerang dilirik oleh Pemerintah Daerah Cirebon. Permintaan yang datang semakin meningkat dan Nur semakin menunjukkan kemampuannya dalam mendesain sampah kulit kerang. Kemampuan itu ia dapatkan dari masukkan berbagai kalangan, salah satunya dari para pembeli baik yang dari dalam negeri maupun yang dari luar. Berangkat dari masukan itu ia mulai berani memvariasikan produknya seperti lampu gantung, dan barang pajangan lain yang bernilai jual tinggi. Nur mengaku bahwa ia dan sang suami nekat membangun bisnis dari sampah kulit kerang dengan modal yang sedikit. Mereka hanya mengandalkan aset yang dimiliki seperti pesawat telepon dan mobil bak. Dalam hal ini aset tersebut tidak dijual, melainkan dimanfaatkan secara langsung. Untuk lebih fokus dalam pengembangan bisnis Multi Dimensi Shell Craft, Nur dan sang suami memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Di awal usahanya, proses pemasaran produk kerajinan dari kulit kerang hanya mengandalkan jaringan pertemanan yang cukup luas dari sang suami. Harga yang ditawarkannya pun masih dalam harga promosi. Selain itu, Nur dan sang suami juga mulai mengikuti berbagai kegiatan pameran dengan tujuan memperkenalkan produk mereka. Nur Handiyah J Taguba menuturkan bahwa rata-rata setiap bulannya ia dan suami mampu mengirimkan 4 kontainer barang pajangan yang dibuat dari kulit kerang ke berbagai negara Uni Eropa. Diantaranya yaitu Italia, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Jerman. Selain di Eropa, barang kerajinan milik Nur juga dikirim ke berbagai negara lain seperti Amerika Serikat dan pasar Timur Tengah, mencakup Kuwait, Bahrain, Irak, dan Arab Saudi. Pengiriman barang juga dilakukan untuk negara Jepang dan Thailand, bahkan sampai ke beberapa negara di benua Afrika. Dari sini kita belajar bahwa kesuksesan apa yang sudah diraih oleh Nur Handiyah adalah buah dari kerja keras dan pengorbanannya. Naomi Susilowati Setiono Wanita Mandiri yang Jadi Pengusaha Batik Sukses Naomi 46 tahun adalah orang yang ingin memajukan dunia Batik Lasem sebagai kerajinan asli Indonesia yang bernilai tinggi. Baik itu dalam maupun di luar negeri. Perjuangan yang ia lakukan dalam mengembangkan batik lasem atau laseman ini sangat besar. Meskipun ia berasal dari keluarga terpandang, ia sama sekali tak tinggi hati, justru ia selalu memperlakukan siapa saja dengan baik. Tanpa mendiskriminasi orang. Karena suatu masalah, pada tahun 1980, lulusan Sekolah Menengah Apoteker Theresianan Semarang ini ditegur oleh orang tuanya. Dan akhirnya dikucilkan di usianya yang baru menginjak 20 tahun. Saat itu Naomi hengkang menuju Kabupaten Kudus. Masa itu adalah masa yang sulit baginya, tetapi sebagai gadis remaja yang mandiri ia berani banting tulang untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Awalnya Naomi bekerja sebagai tukang cuci pakaian. Karena tergiur penghasilan yang lebih tinggi, ia beralih profesi jadi pemotong batang rokok di Pabrik Djarum Kudus. Namun karena kurang cekatan, ia hanya memperoleh penghasilan yang sedikit, yaitu Rp 375 per hari. Padahal pekerja lain bisa memotong batang rokok sampai berkarung-karung dan berpenghasilan Rp per hari. Kemudian ia beralih profesi jadi kernet bus Semarang-Lasem. Singkatnya ia diminta kembali oleh orang tuanya tinggal di Lasem. Itu juga dengan berbagai cemoohan. Derajat Naomi seakan-akan lebih rendah dari pembantu. Mau minta makan dan air saja ke pembantu. Bahkan ia tidak diperbolehkan memasuki rumah besar. Tetapi Naomi tidak dendam pada keluarganya. Semua perlakuan itu ia terima dengan lapang dada. Dari situ perlahan ia mulai mempelajari cara pembuatan batik lasem. Diawali dari proses pendesainan, cara memegang canting, melapisi kain dengan malam, dan bagaimana cara mewarnai dengan baik ia perhatikan dengan seksama. Ini juga termasuk salah satu faktor keberhasilan Naomi Susilowati Setiono. Sampai pada suatu hari di tahun 1990, orang tuanya memutuskan untuk tinggal di Jakarta bersama adik-adiknya. Naomi mau tidak mau harus meneruskan usaha batik yang ditinggal orang tuanya. Disinilah awal dari kesuksesan sosok Naomi dalam dunia pembatikan. Salah satu perubahan yang ia lakukan pada usaha orang tuanya adalah mengubah sistem dan aturan lama bagi para pekerja. Dalam hal ini ia memberi kesempatan pada para pengrajin untuk menjalankan ibadah Shalat. Suasana kerja juga tak lagi seperti atasan dan bawahan. Naomi menganggap para pengrajin sebagai rekan usaha yang sama-sama menguntungkan dan membutuhkan. Saat siang hari, ia terjun langsung dalam proses pembuatan batik. Sementara malam harinya digunakan untuk membuat desain. Dibandingkan dengan batik Solo dan Yogya, batik lasem atau laseman memiliki perkembangan yang jauh tertinggal. Naomi dengan menggunakan peralatan tradisional berusaha membuat perkembangan pada batik laseman. Ia mengerahkan 30 pengrajin Batik Tulis Tradisional Laseman Maranatha di Jalan Karangturi I/ I Lasem, Rembang dimana ia sebagai pemimpinnya. Jadi tak heran bila rekan-rekannya memintanya untuk menjadi ketua cluster batik lasem yang saat ini belum diberi nama. Untuk kedepannya, cluster ini akan diberi nama semacam asosiasi pengrajin atau pengusaha batik lasem. “Tentu saja semua itu tak akan terjadi tanpa adanya kebaikan Tuhan” ujar Naomi sembari mensyukuri atas perbaikan hidup yang dialaminya. Walaupun ia bukan pengusaha batik nomor satu di Kabupaten Rembang, tetapi beliau sudah cukup terkenal dalam dunia perbatikan. Khususnya batik lasem. Dengan statusnya yang single parent dan memiliki dua orang anak yaitu Priskilla Renny 23 dan Gabriel Alvin Prianto 17, ia juga aktif sebagai pendeta di beberapa gereja. Belakangan ini ia disibukkan dengan mengisi seminar ke berbagai instansi tentang seluk beluk batik lasem. Saat ini ia juga sedang merintis pengaderan pengrajin batik ke sekolah-sekolah secara gratis. Tentu saja ini termasuk langkah yang diambil agar batik laseman bisa terus berkembang. Naomi menuturkan “ Kalau bukan kami sendiri yang mengader, siapa lagi? Kita tidak bisa hanya terus mengandalkan pemerintah!” Naomi bahkan pernah mengemukakan gagasannya di hadapan Bupati Rembang Hendarsono untuk menambahkan cara membatik ke dalam pelajaran muatan lokal. Namun sayang, ide tersebut tidak ditanggapi dan dianggap tidak berhasil. Sampai disini Naomi tak langsung menyerah, ia langsung terjun ke sekolah-sekolah untuk menyampaikan gagasan tersebut. “Untuk masalah tempat tidak usah khawatir, saya bisa meminjam balai desa, jadi tak perlu keluar uang” tutur Naomi. Di tengah kesibukannya, produktivitasnya tak pernah menurun. Naomi dan kawan-kawannya menghasilkan rata-rata 150 potong batik tulis per bulannya. Batik motif akulturasi budaya Cina dan Jawa ini dikirim ke beberapa daerah seperti Serang, Medan, dan Surabaya. Naomi telah membuktikan pada kita bahwa segala usaha, kerja keras, dan pantang menyerah akan selalu membuahkan hasil yang manis. Jadi kalau ditanya hal-hal apa saja yang membuat Naomi Susilowati Setiono sukses dan berhasil? Maka inilah jawabannya. Ditambah lagi dengan keinginannya yang kuat untuk memajukan batik di Indonesia agar jaya kembali. Karena kecintaannya terhadap batik membuatnya sadar bahwa batik adalah kebudayaan bangsa yang harus dilestarikan. Kalau ia saja bisa seperti itu, mengapa kita tidak coba melakukan hal-hal yang membuat wirausahawan Naomi Susilowati Setiono berhasil? Tunggu apa lagi? Ayo berusaha, semangat, dan buat dirimu muncul di artikel pengusaha sukses. Komang Adi Dari Hobi Melukis Hingga Jadi Pengusaha Berpenghasilan 175 Juta Perbulan Dialah Komang Adi, pelukis asal Gianyar, Bali. Yang saat ini telah sukses setelah melalui banyak tantangan dan rintangan. Ayo kita bahas biografi Komang Adi pelukis Bali. Komang Adi sendiri sejak masih anak-anak sudah hobi melukis. Setelah tamat SMP ia memutuskan untuk lanjut ke Sekolah Menengah Seni Rupa SMSR Batu Bulan, Sukawati demi mengasah hobinya. Pada tahun 1997 ia lulus dan memilih untuk terjun langsung menekuni dunia lukis sekaligus menjadikannya sebagai ladang usahanya. Saat itu lukisan masih belum banyak peminatnya. Jadi Komang mengawali usahanya dengan menjual aneka macam pigura lukisan dan foto. Dari situ, ia sendiri mulai memasarkan piguranya dan mengenalkan usahanya pada para pelanggan. Sembari memasarkan pigura, Komang juga tetap berlatih guna mengembangkan kemampuan melukisnya dan mengamati seperti apa lukisan di pasaran. Inilah hal hal yang membuat Komang adi berhasil dan sukses seperti sekarang ini. Di tahun 2000, Komang memberanikan diri memasarkan lukisannya. Mulai dari menjual satu sampai dua lukisan perharinya dan terus berkembang hingga akhirnya Komang telah memiliki galeri sendiri yang ia beri nama “Komang Adi Galeri”. Lukisan karya Komang Adi sudah menembus pasar luar negeri. Diantaranya Australia, Jerman, Amerika, Jerman, dan Perancis. Saat itu permintaan lama-lama kian meningkat dan Komang sudah tak sanggup bila harus melayaninya sendiri. Dari situ ia mulai merekrut beberapa pelukis untuk dijadikan karyawan. Sampai saat ini, komang telah memiliki 34 pelukis yang bekerja untuknya. Komang bisa menjual 300 lukisan ke pasar domestik tiap bulannya dan untuk ke mancanegara ia rutin mengirim sekitar 300 lukisan setiap 3 bulan sekali. Peminat lukisan Komang Adi di Indonesia datang dari berbagai kota seperti Bandung dan Jakarta. Harga lukisan di galeri Komang dibanderol mulai dari Rp 50 juta - Rp 45 juta untuk ukuran yang sangat besar. Komang mengaku omzet dari usahanya ini sekitar Rp 175 juta perbulannya. Dari sini kita bisa belajar bahwa bisnis sukses itu berawal dari yang kecil, itulah yang terjadi Komang Adi Gallery milik Komang Adi. Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata lukisan Komang tak hanya diminati oleh orang Indonesia saja, tetapi juga banyak orang asing yang melancong ke Pulau Dewata dan mampir ke galerinya. Komang berusaha mencari strategi bagaimana cara menggaet lebih banyak turis agar datang ke galerinya. Yaitu dengan bekerja sama dengan para tour guide dan agen perjalanan untuk mengajak turis ke galerinya. Dan sebagai imbalannya. Setiap tour guide atau agen perjalanan yang berhasil membawa turis untuk datang ke galerinya dan membeli lukisan akan mendapatkan komisi dari Komang. Jumlah komisi yang didapat dihitung berdasarkan harga lukisan yang terjual. Sejak saat itulah pesanan lukisan semakin membludak dan akhirnya Komang membuat website agar pembeli bisa melakukan pemesanan secara online maupun melalui telepon. seperti itulah jalan hidup dan profil Komang Adi. Saat ini Komang tak usah lagi repot-repot mempromosikan lukisannya melalui pameran atau sejenisnya. Ia tak perlu lagi menjemput bola, melainkan bola/pelanggan sendirilah yang datang padanya untuk memesan lukisan. Semoga kisah sukses wirausahawan Komang Adi ini bisa menginspirasi kita semua. Dewi Tanjung Sri Kisah sukses wirausahawan Dewi Tanjung Sri bermula ketika ia berkuliah di Universitas Brawijaya sejak tahun 2003. Awalnya ia mendapatkan ide untuk membangun usaha kerajinan dengan memanfaatkan sampah daun bekas. Bermodalkan uang Rp. 50 ribu rupiah, ia mengubah sampah dedaunan yang dipungut di jalan menjadi pigura foto, kotak pensil, undangan, dan berbagai produk kerajinan lainnya. Guna memasarkan produknya, Dewi membuat pameran sebagai sarana promosi untuk menjual produk kerajinannya. Sejak saat itulah usaha Dewi terus berkembang dan mencapai puncaknya di tahun 2005, bahkan produknya sampai dilirik pembeli dari negara lain. Dewi berhasil mengekspor produknya hingga ke berbagai negara seperti Malaysia, Hongkong, Jerman, dan Australia. Sempat mengalami krisis di 2009, Dewi memutuskan membuat Franchise pada bisnisnya dengan nama De Tanjung. Ternyata ide brilian tersebutlah yang membuat bisnisnya bisa bertahan melewati krisis dan terus berkembang hingga sekarang. Fauziah Tokoh wirausahawan yang sukses lainnya adalah Fauziah. Wanita kelahiran 1957 di Palembang ini mewarisi keahlian membuat songket dari orang tuanya. Meskipun usaha ini menjadi bisnis rumahan yang telah turun temurun, namun dalam pembuatannya cukup sulit. Bahkan modal yang dibutuhkan pun lumayan banyak. Bayangkan saja, demi melanjutkan usahanya ia sempat meminjam modal dari BUMN. Tentu saja ini juga demi memajukan kain tradisional Indonesia. Kian songket yang dibuatnya sangatlah bagus karena memang mengutamakan kualitas. Fauziah selalu menekankan kepada karyawannya untuk menjaga kualitas produksi kain songket yang dibuat. Dengan tetap mempertahankan loyalitas pelanggan, sehari Fauziah bisa menjual sampai 40 kain saat ramai dan 20-30 kain ketika sepi. Dari penjualan ini, ia bisa meraup laba bersih hingga 100 juta per bulannya. Komaruddin Kudiya Masih seputar contoh wirausaha sukses di bidang kain, kali ini kita akan membahas H. Komaruddin Kudiya Ialah salah satu contoh wirausahawan batik di Indonesia yang cukup terkenal. Beliau lahir di Desa Trusmi Plered Cirebon tahun 1968. Sebuah desa yang cukup terkenal bahakn ke mancanegara dengan industri batiknya. Awalnya ia sama sekati tak ada niat melanjutkan usaha tersebut karena memang basicnya adalah IT setelah lulus dari ITB. Namun setelah menikah dan si istri pun punya latar belakang yang kuat dengan batik, jiwa wirausahanya pun muncul. Apalagi setelah memenangkan juara 1 dan harapan1 dengan berbagai kategori di lomba cipta selendang batik internasional di tahun 1997. Setelah menjadi juara, akhirnya beliau membuat desain batik yang baru lalu fokus menjalankan usaha batiknya secara profesional. Terlebih lagi usahanya mendapat banyak dukungan dari pimpinan perindustrian dan perdagangan Jawa Barat. Valkrisda Caresti Biografi pengusaha sukses berikutnya datang dari Valkrisda, tokoh wirausahawan sukses kelahiran 1996 di Surabaya ini memiliki usaha dengan pemanfaatan limbah kain atau kertas yang tak terpakai lagi. Nantinya limbah itu akan dibuat produk Scrapbook atau sejenis hiasan berupa album dan sejenisnya. Idenya bermula dari Valkrisda yang hobi memberikan sesuatu yang unik ke temannya saat ulang tahun dan ada hari spesial. Ternyata banyak yang suka dengan kerajinan Valkrisda dan minta dibuatkan. Hany saja Varkrisda tak mau hobinya jadi bisnis karena takut tergiur dengan uang. Lama kelamaan ia sadar, bahwa ternyata kerajinannya itu bisa membantu banyak orang. Ia pun mulai menekuni scrapbook sebagai bisnisnya dengan nama brand Syawncrap. Ia bangga dengan bisnisnya, namun bukan karena uang. Tetapi karena ia mampu membeli kebutuhannya tanpa perlu bergantung ke orang tua. Erin Garcia Profil wirausahawan sukses beserta fotonya ini datang dari San Francisco, Amerika Serikat yang telah memulai bisnisnya di tahun 2011. Saat baru lulus SMA, Erin dapat dukungan dari teman-temannya untuk menjual hasil kerajinan buatannya berupa hiasan dinding dan kartu ucapan. Karena ia begitu gemar membuat kerajinan tangan, ia pun mengikuti saran dari teman-temannya dengan menjual produk buatannya. Tetapi siapa sangka, ternyata barang dagangannya cukup banyak diminati. Bahkan beberapa pemilik toko kerajinan mulai melirik produk buatannya. Berangkat dari situ, Erin lalu memberi merek dagang ke produknya dengan nama Feed the Fish co dan mulai memasarkannya sendiri secara luas. Biografi Orang Sukses Camilla Westergaard Camilla adalah gadis Britania Raya yang telah memulai usaha kerajinannya di Sheffield, Inggris. Ia sendiri tumbuh di lingkungan rumah yang penuh kerajinan tangan berupa tembikar hasil karya ibunya. Sejak saat itulah muncul ide untuk membuat platform yang mengumpulkan para pembuat kerajinan tangan untuk menjual produknya. Camilla melihat bahwa ternyata banyak pengrajin yang hanya terfokus pada kreativitas dan kesulitan bagaimana menjual produknya. Berpatokan dari hal itu, Camilla membentuk Folksy. Sebuah platform berupa e-commerce yang mengumpulkan para pengrajin Inggris yang hendak memperkenalkan produknya ke pasar dunia. Radhika AJ Tokoh entrepreneur di bidang kerajinan yang terakhir adalah Radhika AJ. Ia sangat gemar membuat boneka Afrika dengan beragam warna yang dibuat dari koran bekas. Dikarenakan menderita penyakit langka yang membuat tulang-tulangnya lemah, ia tak putus asa. Waktu kosongnya di rumah ia gunakan untuk mengasah kemampuan tangannya membuat produk kerajinan unik. Diantaranya berupa kotak pensil, kartu ucapan, pigura foto, dan yang paling epic adalah boneka Afrika. Semua produk tersebut dibuat dari kertas dan koran bekas. Awalnya ia menjual produk kerajinan tersebut di keluarga, lalu kemudian berlanjut dari mulut ke mulut hingga sampai ke pemanfaatan internet. Hingga saat ini, Radhika telah mendesain lebih dari 200 boneka Afrika. Itulah beberapa kisah singkat wirausahawan sukses di bidang kerajinan dari barang bekas. Mudah-mudahan bisa menjadi motivasi dan inspirasi bagi kamu yang sedang ingin memulai usaha. Contoh wirausahawan atau nama pengusaha sukses di Indonesia yang cukup terkenal yaitu Komang Adi, Naomi Susilowati Setiono, Eni Aryani, Diah Rahmalita, Made Sutamay, Nur Handiya, dan sebagainya. Usaha meubel, furniture, jual beli ikan, usaha tenun, usaha jual beli barang campuran, dan sebagainya. Kegiatan wirausaha adalah segala tindakan yang umumnya berupa membuat produk atau jual beli barang maupun jasa. Pengusaha umumnya bersikap tidak mudah menyerah, jujur, dan senantiasa suka dengan tantangan.
10 kisah wirausahawan sukses di bidang kerajinan ini patut Anda teladani. Sebab tidak hanya sekadar menginspirasi, kita juga bisa mempelajari faktor keberhasilan wirausaha dari kisah-kisah wirausahawan sukses di bidang kerajinan ini. Pengalaman adalah guru terbaik dalam dunia bisnis. Tapi, Anda tidak perlu cemas meskipun baru pertama kali berbisnis dan tidak punya pengalaman sama sekali. Kami sudah menyediakan 10 kisah wirausahawan sukses di bidang kerajinan 2021 yang patut untuk diteladani sikap-sikapnya. Selain itu, ada pula ulasan lengkap faktor keberhasilan wirausaha dan faktor faktor kegagalan wirausaha yang harus diwaspadai. Penasaran? Yuk langsung kita simak penjelasannya berikut ini! 10 Kisah Wirausahawan Sukses di Bidang Kerajinan1. Diah Rahmalita Pelukis dan Penyelamat Lingkungan2. Erin Garcia Founder Feed The Fish Co3. Komang Adi Pelukis yang Jeli Peluang4. Camilla Westergaard Pencetus Ecommerce Tembikar Pertama5. Radhika AJ Penyandang Disabilitas Pengrajin Boneka6. Dewi Tanjung Sari Franchise dan Ekspor Karya dari Sampah Daun7. Eni Aryani Meraup Ratusan Juta Lewat Kaleng Bekas8. Titik Winarti Pengrajin dan Pemberdaya Difabel9. Naomi Susilowati Setiono Inovator Batik Indonesia10. Fauziah Jutawan Berkat SongketCatat! 5 Faktor Keberhasilan Wirausaha yang Bermanfaat1. Berani Bertindak dan Mengambil Resiko2. Kreatif Berinovasi3. Sabar Menghadapi Masalah4. Punya Rasa Percaya Diri5. Kerjasama dengan Tim5 Faktor Faktor Kegagalan Wirausaha yang Wajib Diwaspadai1. Gagal Menyediakan Keinginan Pasar2. Tidak Punya Visi Misi3. Malas Berinovasi4. Takut Resiko5. Kurang Wawasan Bisnis 10 Kisah Wirausahawan Sukses di Bidang Kerajinan Ingin berwirausaha di bidang kerajinan? Kenapa tidak! Walaupun saat ini kita sudah memasuki era teknologi nyatanya potensi wirausaha di bidang kerajinan tetap cerah dan menjanjikan. Ada banyak sekali wirausahawan sukses di bidang kerajinan yang bisa kita jadikan teladan dan sumber inspirasi. Berikut kisah perjuangan para tokoh wirausahawan sukses di bidang kerajinan dari dalam maupun luar negeri yang akan membakar semangat bisnis Anda 1. Diah Rahmalita Pelukis dan Penyelamat Lingkungan Tokoh wirausahawan sukses di bidang kerajinan pertama adalah Diah Rahmalita. Ia mulai berwirausaha di bidang kerajinan dari tahun 2007 sampai saat ini. Produk utama yang dijual Diah adalah kerajinan lukisan dari bahan daur ulang. Bermodalkan 1 juta rupiah sebagai modal awal, Diah berhasil mengumpulkan berbagai limbah botol, piring dan gelas untuk dilukis. Memutuskan berbisnis jelas bukan hal yang gampang baginya. Ia sampai harus resign dari pekerjaan terdahulu sebelum membuka usaha. Resiko yang amat besar tetap diambil demi mengikuti kata hati. Namun aksi Diah mengolah limbah menjadi karya tidak sia-sia. Masyarakat dan pemerintah sangat mendukung aksinya, mulai dari membeli produk yang dijual hingga melibatkannya ke dalam berbagai pameran seni. Bermodalkan keseriusan, ketekunan serta inovasi tinggi, Diah Rahmalita kini berhasil menjadi salah satu tokoh wirausahawan sukses di bidang kerajinan. 2. Erin Garcia Founder Feed The Fish Co Erin Garcia adalah tokoh wirausahawan sukses di bidang kerajinan asal San Fransisco, Amerika Serikat. Ia memulai wirausaha di bidang kerajinan setelah lulus SMA pada tahun 2011. Kala itu, ia hanya menjual produk-produk kecil seperti hiasan dinding dan kartu ucapan. Itupun ia lakukan setelah dimotivasi oleh teman-teman terdekatnya. Namun Erin memang memiliki hobi membuat berbagai kerajinan tangan unik dan bermanfaat. Usahanya pun disambut dengan baik. Produk-produknya mulai dilirik oleh sejumlah toko kerajinan ternama di kawasan tempat tinggalnya. Tak lama berselang, Erin akhirnya membuat brand bisnis sendiri bernama “Feed The Fish Co” dan berjualan secara online via website. 3. Komang Adi Pelukis yang Jeli Peluang Kisah wirausahawan sukses di bidang kerajinan berikutnya adalah Komang Adi, seorang pria asal Pulau Dewata, Bali. Cerita bisnis Komang sangat tersohor dan sudah diliput oleh berbagai media. Komang Adi sudah mempunyai minat dan skill melukis yang luar biasa sedari kecil. Ia pun melanjutkan pendidikan ke SMSR Sekolah Menengah Seni Rupa yang setara SMA. Setelah lulus, Komang langsung memulai bisnis sendiri. Sayangnya pada tahun tersebut, peminat lukisan belum begitu banyak. Wisatawan yang berkunjung ke Bali masih hanya sebatas ingin berlibur saja tanpa membeli lukisan. Namun Komang Adi tidak cepat putus asa. Ia tetap melukis sembari mempelajari kondisi pasar karya seni tersebut. Kegigihan usahanya dalam berpromosi dan berinovasi sukses membuahkan hasil. Pada tahun 2000, ia akhirnya memiliki galeri sendiri dan berhasil mengekspor lukisan ke berbagai negara seperti Amerika, Australia, Perancis dan Jerman. 4. Camilla Westergaard Pencetus Ecommerce Tembikar Pertama Nama Camilla Westergaard adalah tokoh wirausahawan sukses di bidang kerajinan lainnya. Camilla berasal dari Inggris. Ia terkenal karena berhasil membangun Folksy, sebuah ecommerce khusus untuk jual beli karya seni. Camilla juga merupakan seorang pengerajin tembikar. Ia sudah akrab dengan dunia tembikar karena ibunya sendiri merupakan pembuat tembikar profesional. Hingga suatu hari, Camilla mendapat ide yang luar biasa. Ia melihat banyaknya pengerajin tembikar yang masih kesulitan menjual produk mereka di pasaran. Alhasil, Camilla terdorong untuk membangun media khusus untuk mengumpulkan para pengerajin tembikar dari berbagai wilayah. Itulah cikal bakal dari ecommerce Folksy. 5. Radhika AJ Penyandang Disabilitas Pengrajin Boneka Semangat Radhika AJ sangat patut untuk kita tiru. Ia adalah wanita dari India yang mengidap penyakit langka. Akibatnya, Radhika tidak bisa bekerja seperti orang normal dan harus banyak istirahat di rumah. Kebosanannya di rumah lah yang mendorong Radhika untuk berkarya. Ia mencoba membuat boneka bernama “Afrika” dari bahan-bahan sederhana koran bekas. Selain itu, Radhika juga membuat berbagai merchandise lucu lain seperti kotak pensil, figura foto, keranjang mini dan kartu ucapan. Semuanya sama-sama terbuat dari koran bekas! Kemudian Radhika menjual produk-produk tersebut. Berawal dari pemasaran ke anggota keluarga, lalu akhirnya ke dunia maya internet. Tanpa disangka, banyak orang berminat membeli produk buatan Radhika, khususnya boneka Afrika. 6. Dewi Tanjung Sari Franchise dan Ekspor Karya dari Sampah Daun Dewi Tanjung Sari sudah berwirausaha di bidang kerajinan sejak masih berkuliah pada tahun 2003. Ketika orang lain memandang daun bekas yang berserakan sebagai sampah, Dewi justru terpikir untuk memanfaatkannya sebagai bahan baku kerajinan! Bermodalkan uang 50 ribu rupiah saja, Dewi mampu mengolah sampah-sampah daun yang diambil dari halaman kampusnya menjadi beragam kerajinan tangan menarik kotak pensil, kartu undangan, figura, dan lain-lain. Produk-produk tersebut rajin ia pasarkan lewat pameran. Hingga akhirnya di tahun 2005, karya-karya Dewi dibeli oleh warga negara lain ekspor. Sejak saat itu, produk kerajinan tangan Dewi diekspor ke banyak negara seperti Jerman, Australia, Malaysia dan Hong Kong. Kini, Dewi sudah membuat merek franchise wirausaha di bidang kerajinan dengan nama “De Tanjung”. 7. Eni Aryani Meraup Ratusan Juta Lewat Kaleng Bekas Sosok Eni Aryani terkenal inspiratif sekaligus inovatif. Tangannya sangat terampil dalam mengolah limbah kaleng dan kayu bekas menjadi karya seni benilai ratusan juta rupiah. Tidak hanya sekadar menghasilkan produk yang estetik, Eni mampu membuat banyak benda bermanfaat bagi kehidupan dari sampah daur ulang. Misalnya saja guci stempel, ceret, ember, tempat penyimpanan camilan, kaleng kerupuk, vas bunga dan seterusnya. Tidak mengherankan produk-produknya selalu laku terjual. 8. Titik Winarti Pengrajin dan Pemberdaya Difabel Wirausahawan lokal Titik Winarti pernah didaulat secara khusus pada forum internasional penting PBB. Prestasi tersebut datang bukan tanpa alasan. Titik Winarti adalah tokoh wirausahawan di bidang kerajinan yang juga sukses memberdayakan komunitas difabel di sekitarnya sebagai pengerajin. Sedari kecil, Titik sudah punya kecintaan tersendiri pada dunia seni dan bisnis. Ia pun sudah aktif berjualan kartu ucapan hias menarik pada teman-teman sekolahnya. Lulus pendidikan, Titik akhirnya mendirikan brand bisnis kerajinan sendiri bernama Tiara Handycraft. Di sinilah ia memberdayakan komunitas tuna daksa agar bisa mendapat nafkah dengan menjadi pengrajin rumahan. Sampai hari ini, Tiara Handycraft sudah menjual banyak souvenir pernikahan, bayi dan aksesoris rumah. 9. Naomi Susilowati Setiono Inovator Batik Indonesia Naomi Susilowati adalah putri keluarga pebisnis berada. Namun ia tidak mau memanfaatkan harta kekayaan keluarganya dan bersantai begitu saja. Alih-alih, Naomi justru membangun bisnisnya sendiri dari nol. Naomi mempunyai ketertarikan sendiri terhadap batik Indonesia. Ia menyadari bahwa batik adalah karya seni dengan nilai tinggi di pasaran, baik pada masa itu maupun di masa depan. Tanpa banyak ragu, ia tertarik mempelajari seluk beluk Batik Lasem. Saat itu, Batik Lasem masih belum begitu terkenal. Namun justru karena alasan tersebutlah Naomi memilih Batik Lasem sebagai produk utamanya. Keunikan Naomi Sulistiowati lainnya tercermin dari sikapnya sebagai pebisnis. Ia tidak pernah putus asa, gigih, selalu berdoa dan memperlakukan semua rekan kerjanya secara adil dan setara. Pada akhirnya upaya Naomi membuahkan hasil. Usaha Batik Lasem yang dikembangkannya mulai populer dan dipasarkan ke berbagai daerah. 10. Fauziah Jutawan Berkat Songket Kisah wirausahawan sukses di bidang kerajinan terakhir adalah Fauziah, seorang pengrajin kain Songket Palembang. Fauziah memilih berbisnis Songket karena keahlian tersebut diturunkan langsung dari kedua orang tuanya. Beranjak dewasa, Fauziah akhirnya berkesempatan meneruskan bisnis kain Songket keluarganya. Upaya meneruskan bisnis orang tua tersebut rupanya tidak mudah bagi Fauziah. Bisnis Songketnya sempat bangkrut karena kekurangan modal. Namun Fauziah pantang menyerah. Ia berhasil mendapatkan bantuan dana dari pemerintah dan mendirikan ulang bisnisnya. Sejak saat itu, Fauziah berusaha ekstra dua kali lipat. Ia memastikan seluruh kain yang dijual berkualitas baik. Sebagai imbalan, Fauziah berhasil mendapat omset ratusan juta hanya dari menjual kain-kain songket. Catat! 5 Faktor Keberhasilan Wirausaha yang Bermanfaat Dari 10 cerita sukses di atas ada 6 faktor keberhasilan wirausaha yang bisa kita petik dan terapkan untuk bisnis sendiri, yakni 1. Berani Bertindak dan Mengambil Resiko Kesuksesan berwirausaha dipegang oleh orang-orang yang berani bertindak mewujudkan ide-idenya. Merintis adalah perjalanan panjang yang penuh lika-liku. Oleh karena itu Anda harus berani bertindak. Secemerlang apapun ide bisnis Anda, jika tidak direalisasikan maka sama saja sia-sia. Selain itu, Anda harus berani mengambil resiko. Semua pebisnis sukses di atas menghadapi resiko yang beragam. Ada yang sampai berhenti dari pekerjaan lama, atau mengalami kebangkrutan. Kita tidak bisa menghindari kemungkinan terburuk dalam bisnis. Yang bisa kita lakukan hanya berusaha menghadapi dan mencari jalan keluarnya. 2. Kreatif Berinovasi Faktor keberhasilan wirausaha kedua adalah kreatif. Kreativitas amat dibutuhkan untuk mempertahankan usaha dari kerasnya persaingan. Bisnis yang kreatif dan inovatif pasti akan lebih tahan lama popularitasnya di pasaran. Contoh kreativitas bisnis lumayan banyak. Anda bisa mulai dengan mengagas ide-ide atau produk unik yang bisa jadi solusi dari permasalahan masyarakat. 3. Sabar Menghadapi Masalah Faktanya tidak ada bisnis yang sukses dalam semalam. Anda harus sabar menghadapi perjalanan panjang dan beragam rintangan yang menghadang usaha Anda kapan saja. Seorang pebisnis sukses harus mampu mengelola rasa sabarnya. Demi menjaga citra baik usaha, Anda mungkin perlu berlatih sabar menghadapi klien atau rekan kerja, kondisi penurunan penjualan dan komplain dari konsumen. Percayalah, punya rasa sabar yang panjang akan sangat berguna dalam dunia bisnis. Sering kali pebisnis bangkrut karena mereka tidak sabar ingin mendapat hasil besar dalam waktu singkat. 4. Punya Rasa Percaya Diri Selalu yakin dan percaya diri juga termasuk faktor keberhasilan wirausaha yang baik. Pebisnis yang percaya diri akan lebih stabil dan mantap dalam membuat keputusan atau strategi bisnisnya. Rasa percaya diri pun akan mempermudah Anda untuk menghindari kesalahan pengambilan keputusan akibat terlalu banyak mendengar bisik-bisik pihak ketiga. Tapi ingat, memiliki sikap PD bukan berarti Anda tidak menerima kritik dan masukan yang membangun ya! 5. Kerjasama dengan Tim Faktor keberhasilan wirausaha yang terakhir adalah memiliki kerjasama dengan tim yang baik. Bisnis yang besar pastinya didukung oleh banyak tenaga. Sebagai pimpinan bisnis, Anda harus mengedepankan kepentingan bersama, bukan individu. Sering terjadi kasus bisnis bangkrut karena pemimpinnya yang tak bisa menahan ego. Akibatnya, para pegawai di perusahaan tersebut memilih mundur. Kerjasama tim yang baik otomatis akan mengantarkan usaha Anda pada kesuksesan yang lebih besar. 5 Faktor Faktor Kegagalan Wirausaha yang Wajib Diwaspadai Tidak hanya faktor keberhasilan wirausaha saja, ada juga faktor faktor kegagalan wirausaha yang wajib diwaspadai seperti 1. Gagal Menyediakan Keinginan Pasar Faktor faktor kegagalan wirausaha yang pertama adalah gagal menyediakan permintaan atau keinginan pasar konsumen. Logika saja, Anda pasti tidak akan membeli produk yang tidak bisa memenuhi kebutuhan atau keinginan Anda sendiri, kan? Ketika memilih produk atau jasa untuk dijual, coba pikirkan lagi apa saja permasalahan yang dihadapi masyarakat. Usahakan supaya barang yang Anda tawarkan sungguh-sungguh bermanfaat untuk menarik minat belanja mereka. 2. Tidak Punya Visi Misi Visi misi adalah “tujuan” Anda dalam berbisnis. Semisal bisnis Anda punya visi misi untuk turut menjaga kelestarian lingkungan dengan menjual produk-produk organik. Maka Anda akan lebih mudah mengembangkan usaha dengan prinsip tersebut. Bisnis yang tidak punya visi misi cenderung bergerak berdasarkan trend saja. Semisal ketika dunia fashion sedang ngetrend, Anda ikut membuka toko busana. Namun saat trend berganti ke ranah lain, Anda langsung tak bersemangat lagi melanjutkan bisnis dan bangkrut. 3. Malas Berinovasi Faktor faktor kegagalan wirausaha selanjutnya adalah tidak berinovasi. Inovasi adalah upaya memperbaharui bisnis Anda secara berkala, baik itu pada produk, pelayanan dan lain-lain. Inovasi sangat penting dalam dunia bisnis karena akan membantu meningkatkan kualitas usaha Anda di mata konsumen. Bisnis yang inovatif selalu bergerak cepat menghadirkan pelayanan atau produk terbaik, sehingga semua perhatian masyarakat tertuju padanya. 4. Takut Resiko Sekali lagi, tidak ada bisnis yang terlepas dari resiko. Mulai dari bisnis kecil sampai yang sudah besar dan berskala internasional pun semuanya punya resiko masing-masing. Terkadang mengambil resiko adalah hal yang bagus dalam bisnis. Tak jarang beberapa pebisnis justru mendapat keuntungan besar saat memberanikan diri menghadapi resiko. Sedangkan pebisnis yang takut resiko pasti tidak akan pernah bergerak kemana-mana dan mendapat keuntungan segitu-segitu saja. 5. Kurang Wawasan Bisnis Faktor faktor kegagalan wirausaha terakhir adalah kurangnya wawasan bisnis pada diri sendiri. Ilmu pengetahuan dunia bisnis selalu terupdate dari waktu ke waktu. Seorang pebisnis handal pasti akan selalu up to date dengan kondisi di masyarakat dan memperbarui ilmunya agar bisa segera berinovasi. Kabar gembiranya, sekarang Anda juga bisa belajar memperdalam wawasan bisnis online maupun offline bersama MARKEY. Follow terus website MARKEY di atau download aplikasinya di Google Play dan Apple Store agar tak tinggalan info terkini dunia bisnis. Ratusan artikel fresh gratis siap menemani Anda di waktu luang untuk menambah wawasan. Sampai bertemu lagi di pembahasan bisnis inspiratif lainnya dari MARKEY! Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing PT APPKEY PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.
0% found this document useful 0 votes452 views6 pagesDescriptionwirausahawan suksesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes452 views6 pages4 Kisah Singkat Tokoh Wirausahawan Di Bidang Kerajinan Yang Sukses Di IndonesiaJump to Page You are on page 1of 6 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 5 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
pelajari kisah sukses dari wirausahawan tersebut di bidang kerajinan