Pegiatmedia sosial Abu Janda memuji keberhasilan pekerjaan Rara Isti Wulandari sebagai pawang hujan di Sirkuit Mandalika. Beragama Kristen, Video Gita Sinaga Baca Surat An Nas Viral, Warganet Ikut Terharu: Semoga Menemukan Hidayah Seorang kakek-kakek kedapatan ngamar bersama perempuan muda dalam razia yang dilakukan Satpol PP Kabupaten Eitstunggu dulu, menurut hasil penelusuran dari Tim Opini Kami, Kami menemukan bahwa semua orang baik dari kalangan mana saja bisa menjadi pawang hujan, asalkan mereka memenuhi kriteria tertentu. Mengenai sejarah pawang hujan sendiri, Kami beranggapan bahwa ritual pawang hujan sudah ada sejak peradaban kuno. hal tersebut berdasarkan pada Aksinyamembantu menghentikan hujan yang sangat deras di sirkuit membuat berita tentang aksi "dukun" atau pawang hujan itu dikenal dunia. Allah dalam agama Kristen, Katolik dan Islam. Atau Sang Hyang Widhi di agama Hindu dan adanya Yang Mutlak tanpa aku (anatta) tidak dapat dipersonifikasi, tidak memiliki kepribadian, dan tidak bisa Harmonesiaid, Lombok - Kehadiran pawang hujan dalam gelaran MotoGP Mandalika 2022 disorot media-media asing. Ada yang skeptis, tapi tidak sedikit pula yang takjub.Hujan deras beserta petir melanda Pertamina Mandalika International Street Circuit jelang perlombaan Pertamina Grand Prix of Indonesia, Minggu (20/3/2022) siang WIB. Cuaca buruk itu menyebabkan jam balapan mundur dari jadwal HujanDeras Bikin Race MotoGP Tertunda, Pawang Hujan: Saya Emosi Karena Tak Dapat ID All Access! MenurutEky, akibat luapan air hujan yang tak mampu ditampung saluran parit di Jalan Puri, Selasa malam, 23 November 2021, ratusan rumah terendam air setinggi lutut. Jadi lebih baik kami usulkan sewa pawang hujan yang bisa memindahkan hujan ke luar dari Kota Medan," sindir Eky. ASN Kristen Bentuk Gerakan "Tali Asih" Kamis, 28 Juli 2022 . Seorang perempuan yang merupakan pawang hujan tampak berjalan di sekitar paddock sambil memukul bejana perunggu kecil yang dipegangnya. Foto - Salam Sedulur... Hujan deras tiba-tiba menguyur Mandalika International Street Circuit, Ahad 20/3/2022, seorang pawang hujan pun turun tangan untuk menghentikan derasnya hujan. Namun, dalam ajaran Islam, seperti yang disampaikan Buya Yahya dan Ustadz Abdul Somad UAS, menggunakan jasa pawang hujan dilarang dalam Islam dan hukumnya haram alias syirik. Padahal, Rasulullah sudah mengajarkan cara agar hujan tidak berawal ketika di zaman Rasulullah hujan deras turun tak berhenti-henti. Umat Islam yang hampir putus asa karena air mengakibatkan stok makanan busuk dan akses jalan terputus mendapatkan berita gembira dari JUGA Sirkuit Mandalika Gunakan Pawang Hujan, Bagaimana Hukumnya dalam Islam? Scroll untuk membaca Scroll untuk membaca Rasulullah mengajarkan umat Islam berdoa kepada Allah untuk memohon agar hujan tidak merusak. اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَArab-latin Allahumma haawalaina wa laa 'alaina. Allahumma 'alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari. HR Bukhari dan Muslim.Artinya Ya Allah, turunkan lah hujan di sekitar kami, bukan yang untuk merusak kami. Ya Allah, turukan lah hujan ke dataran tinggi, sebagian anak bukit, perut lembah, dan beberapa tanah yang menumbuhkan JUGA Humor Gus Dur Cara Bikin Rakyat Bahagia Itu Lempar Presiden dari Pesawat Dalam Surah Hud ayat 44 dijelaskan menurunkan hujan dan menahannya adalah kuasa Allah sehingga tidak ada keraguan di dalamnya. Atas izin Allah SWT hujan berhenti sehingga kaum yang ikut Nabi Nuh AS selamat, sedangkan golongan kafir tewas يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَArab-latin Wa qīla yā arḍubla'ī mā`aki wa yā samā`u aqli'ī wa gīḍal-mā`u wa quḍiyal-amru wastawat 'alal-jụdiyyi wa qīla bu'dal lil-qaumiẓ-ẓālimīnArtinya Dan difirmankan "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit hujan berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan "Binasalah orang-orang yang zalim."JANGAN LEWATKAN ARTIKEL MENARIK LAINNYA> Humor Gus Dur Gara-Gara Dikirimi PSK, Gus Dur Terpaksa Tidur di Sofa > Tak Hanya Mandalika, Balapan MotoGP di Sentul 1996 Juga Pernah Gunakan Pawang Hujan> Pendeta Saifuddin Minta 300 Ayat Alquran Dihapus, Ahmad Dhani Cukup Ahok Pionir Penista Agama > Sujiwo Tejo Indonesia Mayoritas Muslim Kenapa Harus Ada Logo Halal, Tapi Enggak Ada Logo Haram?> Humor Gus Dur Presiden Israel Tertawa Topi Yahudi Disebut BH yang Dibelah Dua > Setelah Wayang, Kini Nasi Padang yang Diharamkan> Humor Gus Dur Ormas Gak Jadi Bubarkan Pengajian Gus Dur karena Takut Kualat> Humor Gus Dur OPM Kibarkan Bendera Bintang Kejora, Anggap Saja Umbul-Umbul Sepak Bola> Humor Gus Dur Cak Nun Batal Temani Soeharto Tobat Gara-Gara Dikerjain Gus DurTONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA.Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA. pawang pawangmandalika pawanghujan mandali doaalihkanhujan rasulullah pawanghujandalamislam sirkuitmandalika doa-hujan-r Kehadiran pawang hujan bernama Rara Istiani Wulandari di arena MotoGP di Mandalika 20/3/2022 menjadi sensasi viral di dunia maya, baik di Indonesia maupun luar negeri. Komentar positif dan negatif pun bertebaran dari berbagai pengguna sosial media. Eksistensi pawang hujan ternyata tidak hanya ada di Indonesia saja, tapi ada di berbagai belahan dunia. Lantas, bagaimana sebenarnya cara kerja pawang hujan? Apa saja ritual yang dilakukan? Berikut penjelasan selengkapnya tentang pawang hujan!1. Asal-usul pawang hujanilustrasi pawang hujan NohassiEksistensi pawang hujan ternyata sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Melansir UPLIFT, ritual yang dilakukan oleh pawang hujan tidak hanya bertujuan untuk mengontrol cuaca, tapi juga menjadi sarana untuk berhubungan dengan alam. Ritual ini biasanya dilakukan oleh pemimpin suku, pemuka agama, atau tokoh spiritual di komunitas tersebut. Ritual pawang hujan mempunyai cara dan fungsi yang berbeda-beda di tiap belahan dunia. Jika di Indonesia pawang hujan digunakan untuk mencegah hujan, di Afrika dan negara-negara di sekitar gurun, pawang hujan digunakan untuk mendatangkan hujan. Menurut US Forest Service, orang-orang zaman dahulu menggunakan tanaman-tanaman yang bersifat psikoaktif untuk melakukan ritual. Hal ini bertujuan untuk berkomunikasi dengan para leluhur dan meminta apa yang mereka inginkan, termasuk meminta hujan. 2. Mantra yang digunakanilustrasi ritual PixieDi Indonesia, ritual pawang hujan yang paling populer dari datang dari suku Jawa. Melansir Facts of Indonesia, dalam tradisi jawa, pawang hujan akan membacakan mantra-mantra yang tertulis di buku Primbon. Mantra yang ada di buku Primbon dipercaya memiliki perjanjian khusus yang dibuat oleh leluhur suku Jawa dengan makhluk spiritual. Mantra ini biasa digunakan dalam adat Jawa dan Betawi. Di daerah lain di Indonesia, nama, mantra, dan ritual yang digunakan unutuk mengontrol hujan akan berbeda. Di Bali, pawang hujan disebut dengan Nerang Hujan. Sedangkan di Riau, pawang hujan dikenal dengan sebutan Ritual yang dilakukanpotret Rara Istiani Wulandari Pawang hujan di Indonesia memiliki beberapa ritual yang harus dipenuhi 7 hari sebelum hari-H. Menurut Facts of Indonesia, salah satu ritual pawang hujan adalah tidak boleh tidur di tempat yang beratap. Jika terjadi hujan, pawang hujan tetap harus berada di tempat yang tidak beratap dan tidak diperbolehkan untuk berteduh. Tidak hanya itu, pawang hujan juga harus melakukan puasa selama 4 hari. Selama berpuasa dan melakukan ritual lainnya, pawang hujan akan membacakan mantra setiap harinya. Mereka juga mempunyai doa khusus dan harus mandi di tujuh mata air yang berbeda setelah matahari tenggelam. Saat hari-H, pawang hujan harus bisa membaca pergerakan awan dengan jeli. Jika awan bergerak pelan, maka pawang hujan dipercaya bisa memindahkan awan tersebut ke tempat lain. 4. Eksistensi pawang hujan di Indonesiailustrasi acara khusus HutabaratWalau perkembangan teknologi kini semakin pesat, keberadaan profesi pawang hujan di Indonesia tetep bisa duduk berdampingan dengan sains. Ditambah dengan aksi viral Mba Rara di sirkuit Mandalika, profesi pawang hujan akan mendapatkan sorotan di masa mendatang. Pawang hujan bisa terbilang mudah untuk ditemukan. Proses mendapatkan jasa seorang pawang hujan biasanya dilakukan lewat informasi mulut ke mulut. Pawang hujan di Indonesia digunakan untuk mengontrol cuaca di acara-acara khusus seperti pernikahan, khitanan, kampanye, perlombaan, dan acara-acara lainnya. 5. Pawang hujan di negara lainilustrasi ritual SalazarJika di Indonesia pawang hujan harus melakukan puasa, membaca mantra, dan tidur di luar rumah, pawang hujan di negara lain memiliki ritual yang berbeda. Melansir UPLIFT, di Afrika, pawang hujan akan pergi ke atas bukit dan membawa potongan-potongan hewan sebagai bagian persembahan. Di sisi lain, suku asli Amerika atau Native American menggunakan tarian sebagai ritual mengontrol cuaca. Tarian ini dilakukan oleh banyak suku asli di Amerika Utara. Tarian yang mereka lakukan diharapkan mendatangkan hujan dan tanah yang informasi mengenai pawang hujan di Indonesia dan sekilas contoh dari negara lain. Ternyata pawang hujan memiliki ritual yang unik di berbagai belahan dunia. Baca Juga Sosok Rara, Pawang Hujan yang Disorot di MotoGP Mandalika – Wanita asal Bali, bernama Rara Istiati Wulandari belakangan ini viral di dunia maya, menyusul aksi uniknya sebagai “pawang hujan”rain shamans di arena balapan Mandalika MotoGP 2022 atau Pertamina Grand Prix Indonesia di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat, pada awal Maret 2022 baru-baru ini. Viral, lantaran aksi Rara menahan atau mengendalikan hujan itu disiarkan secara langsung oleh media televisi internasional. Bagi sebagian besar orang yang bukan orang Indonesia, terkhusus warga negara tempat di mana para pembalap internasional peserta Mandalika MotoGP berasal, aksi Rara dipandang amat unik, sebab memadukan aspek bernuansa mistis-klenik dan trik-trik aksi bergaya moderen. Lihat saja tampilan dandanan Rara saat melakukan aksinya di arena balapan Mandalika. Pernak-pernik tradisional penopang aksinya sebagai pawang hujan dikombinasi secara stylish dengan busana bernuansa kekinian. Ada pula “topi proyek” atau helm pengaman di kepalanya. Dalam video wawancara yang beredar, termasuk melalui aplikasi TikTok, sekilas Rara menjelaskan perihal keterlibatan dewa-dewa yang dimintakannya untuk datang membantu dirinya mengendalikan hujan. Tentu saja Rara menjelaskan dalam perspektif imannya secara subjektif. Dalam konteks toleransi, kita tentu mesti menghormati perspektif iman Rara, yang berdoa kepada Sang Pencipta alam semesta dengan caranya sendiri. Pasca aksi Rara di area sirkuit balapan Mandalika, jagad maya heboh dan amat ramai memperbincangkannya. Ada cukup banyak nitizen yang memuji aksi Rara sebagai kearifan lokal Nusantara, tetapi ada banyak pula pihak yang mengecam aksi Rara itu beraroma klenik dan mistis, dan karena itu musyrik adanya. Ada nitizen yang sinis; negara-negara maju di dunia sudah mengandalkan keunggulan teknologi canggih pengendali cuaca bahkan curah hujan, Indonesia malah masih sibuk berbangga-bangga dengan urusan klenik-mistis-magis. Bahkan, sebagaimana rekaman video yang beredar di kanal medsos, Pdt. Gilbert Lumoindong sebagai hamba Tuhan yang terkenal di aras gereja nasional turut angkat bicara. Dalam nada dan pesan yang tegas Pendeta Gilbert “mengingatkan” para petinggi negeri ini untuk tidak bermain-main dengan mantra-mantra magis dan segala sesuatu yang bersifat klenik. Sebab, seturut Alkitab, hal-hal yang bersifat klenik amatlah dekat dengan pengaruh kuasa iblis. Pendeta Gilbert mengingatkan bahwa iblis tidak pernah bekerja secara gratis. Iblis selalu meminta tumbal, dan tumbal itu berupa tumbal darah. Pro-kontra aksi Rara si pawang hujan sudah terlanjur mencuat di ranah massa. Namun, uniknya, ada juga para pihak yang menganggap aksi pawang hujan yang diperankan Rara bukanlah soal klenik atau semacamnya, tetapi merupakan bagian dari realitas kearifan lokal’ di Nusantara. Di lain pihak, ada pula pengamat atau pemerhati marketing yang menyoroti bahwa aksi Rara di arena Mandalika MotoGP adalah semata-mata strategi marketing demi menaikkan rating pamor event balapan internasional Mandalika MotoGP. Bahwa ini adalah strategi marketing belaka. Indikatornya, hal-hal klenik-mistis-magis lazimnya dilakukan orang secara tersembunyi atau berlangsung di area yang bersifat tertutup. Tetapi, lihatlah aksi Rara si pawang hujan; tampilan aksinya bahkan disiarkan langsung televisi, bersifat liputan “on the spot” dan atau “live streaming.” Hal klenik-mistis-magis didemonstrasikan atau didramatisir secara vulgar menggunakan sorotan tajam mata media massa. Aneh tapi nyata, bukan? Konon, dengan dipanggungkan aksi Rara secara mencolok, maka nitizen di mancanegara pun menjadi kian penasaran akan apa hal-hal unik yang ada di Indonesia. Alhasil, bilik “searching” pada seluruh platform internet pun makin padat dan ramai menelusuri Indonesia, termasuk tentunya mengenai Mandalika, bahkan mungkin peristiwa klenik-mistis-magis lainnya di Nusantara. Tulisan ini, tidak berpretensi untuk menyalahkan, apalagi menghakimi aksi Rara, si wanita pawang hujan, sebab yang bersangkutan secara privat memiliki keyakinan iman sendiri dari konteks agama yang dipeluknya sebagai pribadi. Tulisan ini ditujukan secara terbatas kepada umat Kristiani, agar umat Kristiani boleh mengambil “hikmat iman” dari tiap-tiap peristiwa kehidupan, bahwa hanya kepada Allah Tuhan kitalah, kita mesti bermohon dan meminta belas kasihNya. Rara si pawang hujan. Kuasa Doa Orang Benar Baiklah kita tinggalkan urusan Rara si pawang hujan itu. Mari simak isi Firman Tuhan yang bersentuhan dengan urusan kuasa mengendalikan hujan seperti yang tertulis dalam Kitab Perjanjian Baru tepatnya surat Yakobus. “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya” Yakobus 516-18. Pesan penting apakah yang kita dapatkan dari amanat surat Yakobus tersebut? Ternyata untuk mengendalikan hujan, maka diperlukan kuasa doa. Lebih-lebih kuasa doa dari orang-orang benar. Ya, kita hanya perlu berdoa dan dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, yang berlandaskan pada iman percaya. Dalam doa berbasis iman percaya yang kokoh, kita tidak memerlukan macam-macam “peralatan atau aksi panggung” untuk menarik perhatian Tuhan. Sebab sesungguhnya Tuhan tidak melihat rupa kita melainkan hati kita. Masih ada cukup banyak nats Alkitab atau perikop Kitab Suci yang melarang manusia untuk mengutamakan “kekuatan lain” di luar kekuasaan Tuhan. Sebab mengandalkan kuasa-kuasa lain di luar Tuhan, itu sama halnya dengan menyembah berhala. Di dalam penyembahan berhala manusia berpotensi untuk binasa secara ragawi, lebih-lebih binasa secara imaniah. Viktus Murin Seturut riwayat maknanya, penyembahan berhala semula hanya mencakup ritus-ritus sakral yang dilakukan manusia untuk memuja “kekuatan lain” di luar Tuhan, namun dalam perkembangan mutakhirnya, berhala pun mengalami makna yang meluas, yakni pemujaan berlebihan terhadap rupa-rupa simbol material dunia seperti harta benda, kekayaan, kekiasaan, jabatan, kedudukan, gengsi sosial, atau kesombongan. Berhala bahkan menyisir pula hingga ke pemujaan diri secara berlebihan narsisme. Fenomena narsisme nyata terlihat dalam dunia medsos atau media sosial, dan fenomena narsisme ini bolehlah dikategorikan sebagai berhala diri. Bagi pemeluk iman Kristen umat Kristen Katolik dan Kristen Protestan dari berbagai gereja denominasi gereja, tidaklah dibenarkan untuk melakukan ritual mantra-mantra yang beraroma kuasa-kuasa kegelapan dan atau yang bersifat klenik-mistis-magis serupa sihir, tenung, guna-guna, dan hal-hal lain yang sejenis. Hal ini sungguh merupakan tindakan yang bertentangan dan bahkan melawan ketetapan Allah Sang Pencipta, penguasa langit dan bumi. Simaklah nats Alkitab berikut ini secara seksama! “Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu” Ulangan 1810-12. Bila disimak dengan seksama isi Alkitab, maka ada cukup banyak nats di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yang menuntun orang-orang percaya untuk hanya berbakti kepada Allah, tidak kepada ilah-ilah lain dan atau kuasa-kuasa kegelapan. Maka, berbaktilah dan menyembahlah hanya kepada Allah. Kalau demikian, maka para pengikut Yesus Kristus Tuhan tidak boleh “bermain mata” dengan kuasa-kuasa kegelapan. Bersekutu dengan kuasa gelap, itu sama saja dengan tindakan menduakan Tuhan. Baiklah kita simak lagi sabda Yesus Kristus Tuhan, seperti yang tertulis dalam Injil Matius 624, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” * Penulis adalah salah satu dari “21 Tokoh Kristiani 2018 Pilihan Majalah NARWASTU”, dan bergabung dalam misi pelayanan NARWASTU sejak akhir 2019. MAKNA SIMBOLIK RITUAL PAWANG HUJAN PADA MASYARAKAT KARO Studi Kasus Kelurahan Tanjung Langkat, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Sosial Dalam Bidang Antropologi Sosial Oleh ISMI DARA HASIBUAN 160905003 PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021 Universitas Sumatera Utara Pawang hujan menjadi fenomena yang diperbincangkan beberapa hari belakangan ini. Kehadirannya menjadi perhatian masyarakat yang tak lagi dalam lingkup nasional, namun juga Internasional. Kehadiran pawang hujan ini menjadi perbincangan yang hangat lantaran MotoGp di Mandalika, Nusa Tenggara Barat pada Minggu 20 Maret 2022 yang berkelas Internasional menggunakan jasa seorang pawang hujan bernama Rara Istiati atau Mbak Rara. Kearifan lokal ini menjadi hiburan dan daya tarik tersendiri di MotoGp Mandalika. Pawang hujan merupakan sebutan bagi seseorang yang dipercaya memiliki ilmu gaib dan dapat mengendalikan suaca, sepeerti hujan. Biasanya, pawang hujan kerap digunakan ketika menyelenggarakan sebuah acara hajatan terutama jika diselenggarakan di luar ruangan. Pawang hujan bertugas untuk mengendalikan agar hujan tidak turun. Pawang hujan dianggap memiliki sebuah kekuatan supranatusal yang bisa didapatkan secara turun temurun atau dengan usaha sendiri. Menurut US Forest Service, sejak jaman pra industri banyak klen, sekte, dan suku yang menggunakan tanaman untuk spiritual dan/atau obat. Bagi banyak budaya suku, tanaman ini dianggap suci dan memiliki kekuatan supranatural yang bersemayam pada jaringan tanaman tersebut sebagai hadiah ilahi bagi manusia di bumi. Ritual ini biasanya dilakukan oleh pemimpin suku, pemuka agama, atau tokoh spiritual di komunitas tersebut. Iklan Di Indonesia, pawang hujan menjadi tradisi yang terkenal dibeberapa daerah dan berbeda-beda. Ritual ini menyesuaikan dengan tradisi daerah masing-masing. Beberapa suku yang terkenal dengan pawang hujan adalah Jawa, Betaw, dan Bali. Dalam masyarakat jawa lebih mempercayai pawang hujan berdasarkan primbon. Primbon ini menjadi petunjuk untuk menemukan berbagai cara atau tradisi untuk mengendalikan hujan. Selain itu, kepercayaan seperti melemparkan celana dalam atau tusukan cabai bawang ke atas genteng rumah dapat menolak datangnya hujan. Sedangkan dalam kebudayaan Betawi dipercayai berasal dari cerita rakyat mengenai dewa-dewi yang dikenal dengan sebutan nenek dan aki bangkot. Dalam cerita ini, nenek dan aki bangkot pernah mengajari manusia untuk mengenali tanda-tanda alam dan memperkenalkan ilmu gaib. Berdasarkan cerita tersebut, masyarakat Betawi mempercayai asal-usul pawang hujan. Kemudian, masyarakat Betawi juga menyebut pawang hujan dengan sebutan dukun pangkeng. Ritual pawang hujan pada masyarakat Bali dikenal dengan sebutan Nerang Hujan yang biasanya dilakukan sebelum acara besar dimulai. Bali terkenal dengan ritual adat dan sesajen yang kenal, tak terkecuali dengan ritual pawang hujan. Nerang Hujan juga menggunakan sajen yang dibacakan mantra-mantra untuk meminta kepada dewa menghentikan hujan atau mendatangkan hujan. Ritual ini dilakukan oleh orang yang dipercayai dapat mengendalikan hujan. Tidak hanya di Indonesia, pawang hujan juga menjadi budaya di beberapa negara, antara lain Afrika Selatan Afrika Selatan mejadi salah satu negara yang memiliki keunikan budaya yang masih kental. Suku Pedi di Afrika Selatan memiliki pawang hujan yang disebut “Moroka”. Ritual ini bisanya menggunakan uang atau benda yangakan dipersembahkan untuk Moroka agar bisa mengendalika hujan. Jepang Masyarakat Jepang menggunakan objek boneka untuk melakukan ritual menangkal hujan yang disebut “Teru Teru Bozu”. Boneka ini dibuat dari kain atau tisu berwarna putih lalu diikat dengan tali dan digantungkan pada jendela atau atap rumah. Thailand Di Thailand, ritual pawang hujan tidak jauh beda dengan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa dengan tusukan cabai dan bawang. Namun ritual ini sedikit berbeda lantaran ditancapkan ke tanah dan juga menancapkan serai dengan posisi terbalik. Ritual ini harus dilakukan pada tanah miliki seorang gadis yang masih perawan. Jaman modern saat ini, kehadiran pawang hujan tidak banyak diperbincangkan oleh banyak masyarakat. Namun, ritual pawang hujan masih menjadi kebudayaan yang sangat melekat terutama jika sedang menyelenggarakan acara adat atau acara-acara besar yang akan diselenggarakan di luar ruangan. Hal ini masih dianggap sebagai salah satu usaha atau ikhtiar demi kelancaraan acara. Kepercayaan ritual pawang hujan yang dijalankan juga disesuaikan dengan masing-masing latar belakang dan budaya daerah tersebut. Ikuti tulisan menarik Sarah Nur Humairoh lainnya di sini.

pawang hujan menurut kristen